KARANGANYAR, suaramerdeka.com – Petani di wilayah Jaten dan Kebakkramat yang lahannya mendapat aliran air dari Bendung Colo Timur, menyiapkan sumber air alternatif jika rencana penutupan bendung tersebut dilaksanakan. Rencananya, Bendung Colo Timur akan ditutup selama sebulan, mulai 5 Oktober ini.
Menurut data dari Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Tirta Manunggal Karsa Karanganyar, sawah yang terdampak penutupan bendung tersebut berada di wilayah Jaten dan Kebakkramat.
Di wilayah Jaten, ada 200 hektare sawah yang tersebar di Desa Ngringo, Brujul, Sroyo dan Jetis yang terdampak.
Sedangkan di wilayah Kebakkramat, lahan yang terdampak luasnya mencapai 1.230 hektare, yakni 98 hektare di Desa Nangsri, 192 hektare di Kemiri, 187 hektare di Pulosari, 263 hektare di Waru, 175 hektare di Kebak, 83 hektare di Malanggaten, 224 hektare di Kaliwuluh dan 8 hektare di Macanan
“Kami sudah meminta pada petani pemakai air dari Bendung Colo Timur untuk irigasi, agar menyiapkan sumber air alternatif selama penutupan bendung berlangsung,” kata Pengurus GP3A Bambang.
Sumber air alternatif diperlukan, agar tanaman padi yang masih berusia 1,5 bulan hingga 2 bulan pada masa tanam ketiga (MT III) tahun ini mendapatkan air cukup. “Biasanya petani membuat sumur pantek di sawah, untuk mencukupi kebutuhan airnya,” jelasnya.
Menurutnya, petani tahu bahwa menanam padi pada MT III cukup berisiko karena bersamaan dengan musim kemarau dan penutupan bendung yang terletak di Nguter, Sukoharjo. Namun risiko itu ditempuh, karena harga jual gabah hasil panen MT III biasanya paling bagus.
Untuk diketahui, penutupan Bendung Colo dilakukan setiap tahun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), untuk keperluan normalisasi saluran. Selama bendung ditutup, biasanya dilakukan perbaikan terhadap kerusakan yang ditemui di sepanjang aliran.
(Irfan Salafudin/CN19/SMNetwork)
This article was written by admin_PPID