Eceng Gondok Rawapening Segera Dibersihkan

Eceng Gondok Rawapening Segera Dibersihkan

24 November 2016 0:21 WIB Category: Berita Utama, Nasional, SmCetak A+ / A-

SEMARANG – Pemprov Jateng akan memperoleh bantuan kapal keruk eceng gondok dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kapal ini akan digunakan untuk membersihkan eceng gondok yang menutupi hampir dua per tiga dari 2.500 hektare luas Rawapening.

Gubernur Ganjar Pranowo mengaku telah bertemu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk membahas hal itu. Penyerahan kapal tinggal menunggu waktu. ”Alat sudah dibeli, tinggal penyerahan,” jelasnya. Eceng gondok menjadi salah satu problem utama revitalisasi rawa yang berada di Kabupaten Semarang itu.

Pengerukan endapan dan eceng gondok bertujuan menormalisasi debit air, sehingga fungsi utama rawa sebagai pengendali banjir dan sumber irigasi pertanian di Demak dan Grobogan bisa maksimal. Air di Rawapening juga digunakan untuk penyediaan air baku pembangkit listrik tenaga air (PLTA) jaringan Jawa-Bali. Rawapening juga diharapkan menjadi lokasi wisata yang tertata dan menarik.

Butuh Dua Tahun

Langkah selanjutnya dalam proses revitalisasi adalah pembuatan detail engineering design (DED). Tahapan ini menjadi titik awal proses penataan yang selama ini telah direncanakan. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jateng Prasetyo Budie Yuwono mengatakan, jika DED jadi tahun ini, penataan bisa dimulai awal 2017. Penataan sampai rampung diperkirakan membutuhkan waktu minimal dua tahun. Anggaran menjadi wewenang kementerian.

”Penataan secara bertahap, dimulai dengan pembersihan eceng gondok,” kata Prasetyo. Kepala Bappeda Jateng Urip Sihabudin mendorong agar penataan menguntungkan semua pihak. Eceng gondok yang tumbuh liar bisa dimanfaatkan masyarakat untuk bahan kerajinan. Agar tak sampai kekurangan bahan baku, maka harus dibuat zonasi.

Penataan Rawapening juga bertujuan mendukung sektor pariwisata. Dengan modal yang relatif tidak terlalu banyak, Rawapening dinilai bisa menyaingi wahana wisata alam lain. ”Pemandangan di sana sudah bagus, tinggal butuh sentuhan,” kata Urip. (H81-59)