KARANGANYAR – Pembangunan Waduk Gondang di Kabupaten Karanganyar dipercepat. Akhir 2017 mendatang diharapkan waduk tersebut sudah dapat difungsikan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Yudi Pratondo menyampaikan berdasarkan kontrak, pengerjaan semestinya berlangsung hingga Mei 2018 mendatang. Tapi dalam perjalanannya, pekerjaan dipercepat hingga ditargetkan rampung pada akhir 2017.
Ditambahkan, pada akhir Desember 2015 lalu, pekerjaan bendungan sudah berlangsung 20 persen, atau melebihi target sebesar 18 persen. Antara lain pekerjaan cofferdam, terowongan pengelak, pelimpah/ spillway, bendungan pengelak, dan bangunan fasilitas. Pada 2016 ini pekerjaan sudah mesti selesai 60 persen, dari target semula 46 persen.
“Sisa pekerjaan 80 persen mesti dibagi dua. Sehingga tahun ini harus 60 persen. Padahal sesuai schedule ditargetkan 46 persen. Berarti ada tambahan sekitar 14 persen,” bebernya, saat menerima kunjungan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Dr Ir Sri Puryono KS MP, di lokasi pembangunan Waduk Gondang, Dusun Gondang, Desa Ganteng, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Selasa (19/1).
Untuk mempercepat pembangunan, pihaknya telah mengoptimalkan sumber daya manusia, menambah peralatan dan material. Evaluasi pun terus dilakukan setiap minggu untuk memantau perkembangan pekerjaan dan mengetahui kendala yang dihadapi.
Diakui, berdasarkan pengukuran rinci yang dilakukan, terdapat perbedaan luas tanah. Semula data yang sudah diukur dan didata secara yuridis seluas 80,43 hektare. Setelah diukur lebih lanjut oleh BPN menjadi 96,2 hektare, atau terdapat kelebihan sekitar delapan hektare. Namun, pihaknya telah mengajukan revisi dokumen dan tengah menunggu proses penyelesaian kelebihan tanah tersebut.
“Tapi hal itu tidak mengganggu pekerjaan secara keseluruhan,” tegas Yudi.
Sekda Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono menyambut baik percepatan pembangunan bendungan. Apalagi, bendungan dengan kapasitas 9,15 juta meter kubik tersebut mampu mengairi lahan pertanian hingga 4.800 hektare. Tidak hanya milik warga Kabupaten Karanganyar, tapi juga Kabupaten Sragen.
“Bupati Sragen bisa diajak ngomong agar memberikan subsidi hulu hilir karena bandungan ini juga digunakan masyarakat Sragen. Jadi Sragen diharapkan mesti membuat sesuatu yang menguntungkan Karanganyar,” ujarnya kepada Wakil Bupati Karanganyar Rohadi Widodo yang juga ikut pada kunjungan sekda.
Menurut Sri Puryono, hingga 2018 mendatang, ada sembilan waduk besar yang didanai pemerintah pusat. Yakni Logung (Kudus), Gondang (Karanganyar), Pidekso (Wonogiri), Bener (Purworejo ), Matenggeng (Cilacap), Randugunting (Blora), Jragung (Kabupaten Semarang), Dolok (Kabupaten Demak), dan Cileumeuh (Kuningan).
Keberadaan waduk-waduk tersebut, kata sekda, diharapkan dapat mendukung kedaulatan pangan di Jawa Tengah sekaligus menambah kontribusi pangan di Indonesia. Tentunya, semua itu mesti diikuti dengan upaya pencegahan alih fungsi lahan. (humas jateng)
This article was written by humasjtg3