SMS CENTER 081-390-075705(024) 7608201 - 7612334dispsda@yahoo.com | psda@jatengprov.go.id5/7 Jam 07.00 - 15.30 ( istirahat 12.00 - 13.00)

Atasi Kekeringan, Jateng Menambah 39 Embung

Post 17 of 44
Atasi Kekeringan, Jateng Menambah 39 Embung

SUKOHARJO – Pemprov Jateng segera merealisasi program seribu embung di Jateng yang diinginkan oleh Kementerian PU. Pada tahun ini, Pemprov setidaknya mengupayakan pembangunan 39 embung di sejumlah desa yang dilanda kekeringan parah.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan, sembilan embung akan dibangun dengan APBD Provinsi. Sisanya dibangun dari anggaran sharing antara kementerian dan provinsi. Lokasi embung diprioritaskan di wilayah pertanian yang mengalami kekeringan akut, minimal 10 persen daerah di wilayah itu mengalami kekeringan.

”Saat ini, Dinas PSDA mengidentifikasi lokasi dan membuat DED-nya (detail engineering design). Pembangunan embung ini sebagai solusi kekeringan jangka panjang, bukan sekadar seperti pemadam kebakaran saja,” kata Gubernur didampingi Kepala PSDA Jateng Prasetyo Budi, Rabu (5/8). Untuk pembangunan seribu embung, Kementerian PU siap membantu Rp 500 miliar.

Sisa anggaran akan dimintakan dari Kementerian Pertanian dan APBD Provinsi. Seribu embung diharapkan bisa digarap dan direncanakan oleh Bappeda, Dinas PSDA dan Dinas Pertanian sehingga selesai dalam tiga tahun. Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah, Suryo Banendro mengatakan kekeringan yang melanda Jateng merugikan petani Rp 175 miliar. Hal itu akibat dari pusonya 6.578 hektare lahan pertanian.

Perhitungan potensi kergiannya itu adalah 6.578 hektare dikalikan 5,8 ton, lalu dikalikan Rp 4.600. ”Dari luas tanam padi di Jateng sebanyak 1,77 juta hektare, dengan demikian yang mengalami puso sebanyak 0,4%. Mereka semestinya menanam palawija. Kejebak cuaca,” katanya.

Lahan pertanian padi yang mengalami puso akibat kekeringan itu berada di Grobogan, Boyolali, Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Rembang, Pati, Blora, Karanganyar, Klaten, dan lainnya. Persebarannya terpantau merata. Bagi petani yang lahannya puso, lanjut dia, bisa mengajukan bantuan benih kepada pemerintah melalui program benih cadangan nasional.

Pada September nanti, daerah Demak dan Grobogan bisa memulai penanaman lagi, maka kerugian dari lahan yang mengalami puso itu diperkirakan bisa terganti. Dikatakan Suryo, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi bencana kekeringan di lahan pertanian ini, salah satunya adalah memompa air dari sungai-sungai yang masih ada airnya.

Truk Tangki

Terpisah, Kepala Badan Ketahanan Pangan Jateng, Withono mengatakan, kebutuhan beras di Jateng setiap bulannya kurang lebih 242.200 ton, sementara stok beras yang ada di masyarakat masih 1.977.654 ton. ”Persediaan beras masih aman hingga delapan bulan ke depan.

Pasokan beras ada di pedagang, petani dan Bulog,” kata Withono. Sementara itu, kekeringan yang melanda provinsi ini menjadi perhatian Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah. Hingga saat ini, PMI telah mendistribusikan air sebanyak 416.000 liter yang menjangkau 3.829 KK di Kabupaten Tegal, Cilacap, Grobogan, Temanggung, Boyolali, dan Kudus.

Ketua PMI Jateng, Imam Triyanto mengatakan, PMI Jateng telah mengirimkan delapan truk tanki air untuk membantu PMI di kabupaten/kota guna memberikan pelayanan air bersih bagi masyarakat. ”Distribusi air bersih ditujukan untuk wilayah yang kekeringan dan sangat membutuhkan air. Laporan yang kami terima sampai hari ini telah terdistribusi 416.000 liter air,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, PMI di kabupaten/kota juga melakukan kerja sama dengan berbagai instansi, seperti BPBD, PDAM, dan swasta lain. ”PMI saat ini membantu pemerintah untuk menyediakan kebutuhan air, karena adanya permintaan dari warga. Kami juga melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dan BPBD untuk distribusi air ke masyarakat,” imbuhnya.(H81,J8-71)

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/atasi-kekeringan-jateng-menambah-39-embung/

This article was written by admin_PPID

Menu